LASIK Mata – Persyaratan, Hasil dan Risiko Operasi
30/04/19
LASIK mata (laser in situ keratomileusis) adalah operasi yang menggunakan laser untuk memperbaiki kelainan refraksi, yakni miopia, hipermetropia dan astigmatisma. LASIK dapat membantu menghilangkan ketergantungan pada alat bantu baca seperti kacamata dan lensa kontak pada penderita kelainan refraksi tersebut.
Meski begitu, tidak semua penderita kelainan refraksi tersebut dapat menjalankan LASIK. Secara umum, LASIK memiliki batasan ukuran kelainan refraksi yang meliputi:
- Miopia atau rabun jauh = hingga 12 Dioptre
- Hipermetropia atau rabun dekat = hingga 8 Dioptre
- Astigmatisma atau mata silindris = +/ 6 Dioptre
Tak hanya memenuhi kriteria di atas, seorang calon kandidat LASIK mata juga harus menjalani sejumlah tahapan pemeriksaan komprehensif. Salah satu faktor penentu yang akan dicek adalah ketebalan kornea. Hasil pemeriksaan ini yang akan menentukan apabila seseorang dapat menjalankan LASIK atau tidak.
Baca artikel KMN EyeCare mengenai tahap persiapan operasi LASIK, di sini!
Dokter juga dapat membuat perencanaan operasi yang semakin baik dan akurat dengan hasil pemeriksaan yang komprehensif tersebut. Dengan begitu, hasil akhir tindakan LASIK jadi kian sempurna, dan risiko operasi dapat diminimalisir.
Dalam artikel ini, KMN EyeCare akan mengulas tentang:
- Persyaratan dan kriteria calon kandidat LASIK
- Hasil operasi LASIK mata
- Risiko yang dapat terjadi
Untuk mengetahui layanan LASIK KMN EyeCare lebih lanjut, klik di sini.
Persyaratan dan Kriteria LASIK MATA
Selain batasan ukuran kelainan refraksi yang disebutkan di atas, terdapat beberapa persyaratan dan kriteria yang harus dipenuhi calon kandidat LASIK:
1. Mata Sehat dan Stabil
a. Tidak menderita mata kering (dry eye)
Salah satu efek samping dari LASIK yang paling sering terjadi adalah mata jadi mudah kering. Maka itu, jika pemeriksaan pra LASIK mendapati mata kering, kondisi ini harus diobati terlebih dahulu.
Jika dibiarkan, mata kering dapat mengakibatkan konjungtivitis atau peradangan, infeksi, iritasi, dan bahkan luka pada mata. Cari tahu lebih lanjut mengenai layanan Mata Kering KMN EyeCare di Sini!
b. Ukuran kelainan refraksi stabil (tidak berubah) selama setidaknya 1 (satu tahun)
Jika ukuran kelainan refraksi masih berubah-ubah, LASIK tidak dapat dilakukan. Pasalnya, kondisi ini mengurangi tingkat akurasi.
Remaja maupun orang dewasa hingga 20 tahun biasanya masih sering berganti-ganti resep kacamata. Pastikan bahwa ukuran kelainan refraksi masih sama selama setidaknya 1 (satu) tahun atau 12 bulan sebelum menjalani LASIK.
c. Tidak menderita penyakit atau gangguan mata lainnya
Penderita katarak dan glaukoma umumnya tidak dapat menjalani LASIK. Penyakit mata lainnya adalah seperti retina yang terluka, atau bahkan luka yang berada di sekitar mata dan kornea.
Dalam tahapan pemeriksaan pra LASIK, kondisi kesehatan mata akan dicek secara detail, hingga bagian paling belakang (retina). Dari situ, dokter akan menentukan apabila seseorang dapat menjalani LASIK setelah penyakit atau gangguan matanya diobati. Atau, tidak dapat menjalani LASIK mata sama sekali.
2. Ketebalan Kornea Mencukupi
Kornea adalah bagian mata yang paling depan, berwarna transparan dan berbentuk cembung. Operasi LASIK meliputi tindakan membuka flap atau lapisan kornea. Di mana ketika flap sudah terbuka, bentuk kornea akan diubah untuk memperbaiki kelainan refraksi yang ada.
Dalam proses tersebut, sejumlah jaringan kornea akan digerus atau dikikis. Maka itu, kornea harus memiliki ketebalan minimum untuk menjalankan LASIK mata.
Umumnya, calon kandidat harus memiliki sisa ketebalan kornea pasca LASIK minimum 250 mikron. Karena biasanya, ketebalan flap yang dibuka adalah 120 mikron. Kemudian, tiap 1 (satu) Diopter ukuran kelainan refraksi, 12 hingga 14 mikron lapisan kornea digerus.
Sebagai contoh, terdapat dua pasien, sebut saja pasien A dan pasien B. Keduanya sama-sama memiliki miopia dengan ukuran minus 8 (delapan) Diopter. Maka perhitungan lapisan kornea yang akan digerus adalah 8 x 12 = 96 mikron.
Namun pasien B tidak dapat menjalankan LASIK. Kenapa?
Nama Pasien |
PASIEN A |
PASIEN B |
Ukuran kelainan refraksi |
Minus 8 Diopter |
Minus 8 Diopter |
Flap yang dibuka |
120 mikron |
120 mikron |
Total lapisan kornea yang digerus saat pembentukan ulang dengan laser |
96 mikron |
96 mikron |
Ketebalan kornea |
540 mikron |
455 mikron |
Sisa ketebalan kornea pasca LASIK |
{540 – (120 + 96)} = 324 mikron |
{455 – (120 + 96)} = 239 mikron |
Perhatikan tabel contoh perhitungan ketebalan kornea di atas. Pasien A dan B memiliki ukuran refraksi yang sama. Namun ketebalan kornea Pasien B lebih tipis.
Setelah dikurangi perhitungan lapisan kornea yang akan dibuka dan digerus, sisa ketebalan kornea Pasien B berada di bawah batas minimum 250 mikron. Maka, pasien B dinyatakan tidak dapat menjalani LASIK. Sedangkan pasien A bisa.
3. Ukuran Pupil Normal
Pupil adalah bagian mata yang merupakan celah berbentuk lingkaran dan terletak di tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Ketika cahaya terlalu terang, pupil secara reflex akan mengecil. Sebaliknya, dalam cahaya gelap, pupil membesar.
Seseorang yang memiliki pupil dengan ukuran normal yang lebih besar dari biasanya mungkin tidak dapat menjalani LASIK mata.
Pupil yang besar meningkatkan risiko efek samping di mana mata menjadi sensitif terhadap cahaya. Contohnya, jadi melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu (halo), sensasi silau (glare), atau efek starbursts dalam kondisi cahaya redup. Ini dapat membahayakan seseorang, terlebih jika sering menyetir kendaraan di malam hari.
4. Umur Harus Sesuai dan Kondisi Tubuh Sehat
Calon kandidat LASIK mata harus berusia setidaknya 18 tahun. Dan memang, tidak ada batasan maksimal untuk umur kandidat LASIK. Namun perlu diingat, usia 40 tahun ke atas memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengidap penyakit katarak, atau kelainan refraksi rabun tua (presbiopia).
Maka itu, konsultasi dengan dokter apabila LASIK mata merupakan solusi yang terbaik – sangat dianjurkan. Manfaat LASIK yang paling utama adalah agar dapat lepas kacamata. Namun LASIK tidak dapat mengobati rabun tua.
Selain umur, kondisi tubuh calon kandidat juga harus dalam keadaan normal. Seseorang yang sedang hamil atau menyusui tidak dapat menjalani LASIK mata. Pasalnya, perubahan hormon dapat mengakibatkan alterasi sementara pada bentuk kornea.
Seseorang juga tidak dapat menjalani LASIK jika menderita penyakit-penyakit yang membuat tubuh kesulitan dalam proses penyembuhan, seperti penyakit Diabetes, AIDS, dan sebagainya.
Beberapa pengobatan juga dapat mempengaruhi hasil akhir dari LASIK. Dokter akan mengevaluasi semua hal yang dapat menjadi faktor risiko di tahap pemeriksaan pra LASIK. Sangat penting bahwa pasien bersikap terbuka di tahap ini.
Apabila seseorang dinyatakan tidak dapat menjalani LASIK, dokter mungkin akan menganjurkan jenis operasi mata korektif lainnya. Misalnya, penanaman lensa buatan Phakic IOL, atau Keratektomi fotorefraktif.
Hasil LASIK Mata yang Dapat Dicapai
Apabila seorang kandidat telah memenuhi semua persyaratan dan kriteria di atas, dokter tetap akan memberikan daftar pantangan dan kewajiban untuk dipatuhi calon pasien sebelum hari operasi LASIK. Misalnya, mengistirahatkan mata dan “puasa gadget”.
Hal ini penting dilakukan. Pasalnya, tindakan LASIK membutuhkan pemetaan kornea atau corneal mapping yang sangat akurat. Hasil dari pemetaan ini yang akan diikuti oleh mesin laser yang menggerus kornea untuk melakukan perubahan bentuknya.
Terdapat beberapa kasus di mana seorang calon pasien melakukan pemetaan kornea setelah bergadang dan sibuk bermain gadget. Alhasil, bentuk kornea berubah sementara dan ukuran kelainan refraksi yang didapat hari itu jauh lebih parah daripada hasil pemeriksaan yang diperoleh sebelumnya.
Kasus seperti ini tentu saja dapat berakibat buruk terhadap tingkat keberhasilan LASIK mata. Intinya, semakin akurat, semakin baik hasil LASIK mata yang dapat dicapai.
Pasca operasi, mematuhi semua larangan, pantangan dan kewajiban yang diberikan oleh dokter juga berperan penting dalam proses penyembuhan pasien LASIK mata. Selain itu, tiap orang memiliki daya penyembuhan yang berbeda-beda.
Ada yang penyembuhannya cepat dan matanya langsung dapat melihat dengan jernih dalam hitungan hari sesudah operasi LASIK. Namun ada juga yang butuh lebih dari 2 (dua) minggu untuk mulai merasakan penglihatannya menjadi tajam.
Namun secara keseluruhan, berbagai penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 95% pasien memperoleh hasil penglihatan yang sempurna pasca LASIK. Artinya, penglihatan jadi tajam seperti mendapat mata baru dan tidak lagi bergantung pada alat bantu penglihatan seperti kacamata (sama sekali!)
Risiko LASIK Mata
Layaknya setiap tindakan bedah apapun pasti memiliki risiko, LASIK pun tak terkecuali. Namun untuk menghindari salah pengertian, patut dipahami bahwa risiko komplikasi berbeda dengan efek samping.
Risiko komplikasi LASIK antara lain mencakup reaksi radaang, infeksi atau dislokasi flap kornea yang dibentuk saat operasi. Kedua kondisi ini terhitung sebagai komplikasi karena membutuhkan penanganan khusus, dan dapat berbahaya jika dibiarkan.
Namun, presentase kemungkinan terjadinya risiko komplikasi tersebut kurang dari satu persen.
Sedangkan efek samping yang paling sering terjadi adalah mata kering. Presentase kemungkinan terjadinya mata kering tentu tinggi, karena hampir semua pasien LASIK mengalami risiko ini.
Selain itu, terdapat juga efek samping seperti silau, lingkaran cahaya pada penglihatan, dan sejenisnya. Efek-efek samping ini bisa terjadi selama beberapa minggu, maupun bulan.
Kondisi-kondisi ini disebut efek samping dan bukan komplikasi. Pasalnya, efek samping biasanya hilang dengan sendirinya seiring waktu. Dokter dapat juga memberikan pengobatan, seperti obat tetes mata, untuk mengatasi efek samping.
Di samping itu, terdapat juga risiko bahwa hasil tidak sempurna. Bisa jadi lapisan kornea yang digerus atau dikikis ternyata kurang banyak, sehingga penglihatan tidak sejernih yang diharapkan. Ini kadang terjadi pada pasien yang memiliki ukuran rabun jauh yang tinggi.
Bisa juga sebaliknya, ternyata lapisan kornea yang digerus terlalu banyak dari jumlah yang seharusnya. Di kedua contoh kasus ini, pasien dapat meminta dokter untuk melakukan koreksi. Prosedur LASIK dapat diulang setelah beberapa bulan setelah operasi yang pertama.
Semua informasi di atas tidak ditujukan untuk mengganti konsultasi dengan dokter yang terpercaya. Untuk mengetahui informasi tentang LASIK mata lebih lanjut, jadwalkan konsultasi dengan dokter ahli terpercaya di sini!