LASIK, Kacamata, atau Lensa Kontak: Pilih Mana?

  16/03/22

Ditinjau oleh: Dr. MARIA MAGDALENA PURBA , SpM

Ketika seseorang memiliki mata minus, plus, atau silinder, ada setidaknya tiga pilihan yang tersedia untuk mengatasi masalah penglihatannya: kacamata, lensa kontak, atau Laser Assisted In-Situ Keratomileusis (LASIK). Sebelum menentukan pilihan, tentunya harus diketahui dulu informasi tentang masing-masing pilihan itu. Dari situ, baru bisa dilihat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Terdapat sejumlah komponen yang perlu dibandingkan antara kacamata, lensa kontak, dan LASIK. Harga adalah salah satu yang utama. Sekilas, LASIK adalah pilihan yang paling mahal dibanding kacamata dan lensa kontak. Namun mesti ditelisik lagi apakah memang biaya yang dikeluarkan untuk LASIK memang paling tinggi dalam jangka panjang atau tidak.

Komponen lain yang patut dipertimbangkan adalah kenyamanan. Apakah kacamata yang relatif murah itu lebih nyaman daripada lensa kontak dan LASIK? Lalu cek juga mana yang paling aman untuk mata. Sebab, mata adalah salah satu alat panca indra yang vital dalam kehidupan.

Berikut ini rincian kelebihan dan kekurangan kacamata, lensa kontak, dan LASIK:

Kacamata

Kacamata memang relatif terjangkau dari segi harga untuk pembelian pertama. Tapi perlu digarisbawahi bahwa ada risiko kacamata rusak, hilang, atau modelnya sudah ketinggalan zaman sehingga perlu beli baru dari waktu ke waktu. Begitu juga bila kemampuan melihat dengan jelas makin berkurang karena minus, plus, atau silinder bertambah.

Selain lebih murah, kacamata adalah solusi yang sederhana untuk kelainan refraksi mata. Kacamata juga bisa menjadi bagian dari gaya busana serta aman untuk mata. Namun beberapa orang dengan profesi dan hobi tertentu sulit beraktivitas jika mengenakan kacamata. Misalnya artis yang harus tampil sempurna di depan kamera atau penghobi olahraga luar ruangan dan olahraga air.

Banyak orang yang juga merasa tidak nyaman ketika harus memakai kacamata dalam jangka waktu lama setiap hari. Mata menjadi pedih dan berat seakan-akan digelayuti barbel yang berat. Frame kacamata pun berisiko menyebabkan luka, ruam, atau gatal di hidung dan daun telinga jika ada alergi. Jika mengenakan kacamata, penglihatan periferal atau samping juga akan terganggu karena terhalangi frame.

Lensa Kontak

Lensa kontak punya umur pemakaian sehingga sudah pasti harus diganti ketika sudah kedaluwarsa. Ukurannya yang kecil juga membuatnya mudah hilang atau rusak sehingga mesti beli baru. Belum lagi harus beli alat pembersihnya secara rutin ketika sudah habis. Biaya total untuk semua itu harus dihitung dan dibandingkan dengan kacamata dan LASIK.

Tapi yang paling banyak dikeluhkan oleh pengguna lensa kontak adalah kerepotan perawatannya. Lensa kontak hanya boleh dipakai dalam beberapa jam saja, setelah itu dilepas dan dibersihkan. Lensa kontak juga tak boleh dipakai saat tidur pada malam hari karena membahayakan mata. Bagi kebanyakan orang, rutinitas lepas-pasang dan bersih-bersih lensa kontak juga menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, ketika rusak atau jatuhnya lensa kontak saat beraktivitas justru akan menyulitkan penggunanya.

Namun lensa kontak lebih mendukung penampilan karena tak perlu memakai kacamata. Penglihatan juga lebih luas dibanding kacamata dengan tidak adanya frame. Penghobi olahraga pun dapat lebih leluasa menyalurkan hobinya. Meski begitu, ada risiko lensa kontak jatuh dan hilang saat bermain olahraga yang melibatkan kontak fisik.

LASIK

Dibanding membeli kacamata atau lensa kontak, dana yang perlu disiapkan untuk LASIK jelas lebih tinggi. Namun perbaikan mata menggunakan LASIK bersifat permanen. Tak perlu lagi beli alat bantu melihat. Paling hanya obat tetes mata untuk mencegah mata kering. Penglihatan yang jelas hasil operasi LASIK bersifat tetap, kecuali ada penurunan kemampuan melihat karena faktor penuaan.

Dengan LASIK, tak perlu repot melakukan perawatan tiap hari. Tak ada pula cerita kacamata rusak, tertinggal, atau hilang. Namun LASIK termasuk operasi sehingga ada prosedur medis yang mesti dilalui. Ada pula risiko komplikasi dan efek samping. Meski begitu, dibanding kebanyakan jenis operasi lain, LASIK lebih aman, ringkas, dan punya tingkat keberhasilan tinggi dengan tingkat kepuasan hingga 96 persen. Sangat jarang ada kasus komplikasi LASIK.

Tapi tidak semua orang yang punya mata minus, plus, dan silinder bisa diperbaiki penglihatannya dengan LASIK. Pasien harus menjalani pemeriksaan dulu untuk melihat apakah kondisi matanya memungkinkan sebagai kandidat LASIK.

Baca juga: LASIK - Manfaat, Risiko, Prosedur dan Biaya Operasi

Kesimpulan

Dari perbandingan di atas, bisa ditarik kesimpulan tentang kelebihan dan kekurangan kacamata, lensa kontak, dan LASIK. Kacamata dan lensa kontak masih banyak dilirik karena mudah didapatkan dan lazim digunakan oleh orang-orang, terlepas dari segala kerepotan dan risiko yang menyertainya. Di sisi lain, LASIK sebagai prosedur operasi kurang familier karena dianggap menakutkan. Padahal LASIK zaman sekarang sudah tidak lagi memakai pisau, melainkan laser yang canggih. Prosesnya pun sangat cepat, tak perlu rawat inap, dan hasilnya bisa diketahui langsung seusai prosedur.

Pada prinsipnya, LASIK sebagai teknologi terbaru yang dikembangkan untuk mengatasi masalah penglihatan menawarkan solusi yang tak dimiliki kacamata serta lensa kontak: membuat mata kembali dapat melihat dengan jernih tanpa alat bantu apa pun.