LASIK dan Sejarahnya
11/09/18
Operasi LASIK dilakukan oleh dokter spesialis mata dengan menggunakan sinar laser untuk memperbaiki bentuk kornea mata agar ketergantungan pasien pada lensa kontak dan kacamata dapat dihilangkan. Bagi kebanyakan pasien, LASIK memberikan solusi permanen kesembuhan penglihatan mata dan menjadi alternatif dari penggunaan kacamata atau kontak lens.
LASIK dewasa ini (yang sudah menggunakan LASER) semakin diminati oleh masyarakat karena mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan dengan LASIK yang masih menggunakan Microceratome. Tingkat keberhasilannya LASIK dengan menggunakan LASER sudah terbukti sangat tinggi. Komplikasi yang diakibatkan juga sangat jarang terjadi pada pasien pasca operasi dilakukan.
Dalam sejarahnya mikrokeratome dan teknik keratomileusis pertama kali dilakukan di tahun 1950-an di Kolombia tepatnya di Kota Bogota oleh seorang dokter berkebangsaan Spanyol Jose Barraquer. Di kliniknya ia mempraktikkan pemotongan lapisan yang sangat tipis dari permukaan kornea untuk mengubah bentuknya. Ia juga meneliti seberapa bagian kornea harus dibiarkan tanpa mengubah bentuknya agar memberikan hasil yang stabil dalam jangka panjang. Penemuan ini kemudian dilanjutkan oleh Svyatoslav Fyodorov seorang dokter spesialis mata berkebangsaan Rusia yang mengembangkan radial keratotomi di tahun 1970-an dan yang pertama kali mendesain kontak lens intraokular.
Pada tahun 1980, Rangaswamy Srinivasan, di laboratorium IBM Research menemukan bahwa laser excimer ultraviolet dapat memotong jaringan hidup dengan sangat presisi namun tanpa menyebabkan efek kerusakan panas ke area sekitar. Steven trokel kemudian menyempurnakan metode penggunana laser excimer pada radial keratotomi tersebut pada 1985. Dan pada tahun 1989 Marguerite B. McDonald MD melakukan operasi mata pertama dengan menggunakan laser pada manusia.
Sampai April 2016 lalu setidaknya sudah 40 juta kali prosedur LASIK tercatat dilakukan guna memperbaiki penglihatan manusia. Jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit.