Penyebab Ablasio Retina Berdasarkan Jenis dan Pencegahannya

  22/07/19

Penyebab ablasio retina bermacam-macam menurut jenisnya. Penyebab paling utama adalah dorongan atau tarikan yang merobek retina sehingga membuatnya lepas dari posisinya.

Dorongan atau tarikan pada retina bisa dipicu oleh tumbuhnya jaringan parut akibat luka/penyakit ataupun menumpuknya vitreous. Vitreous berbentuk seperti cairan gel yang berada di antara retina dan lensa mata.

Ablasio retina bisa diobati dengan tindakan operasi oleh dokter mata. Tapi cara terbaik adalah melakukan pencegahan agar terhindar dari risiko kebutaan total yang bisa disebabkan oleh penyakit mata ini.

Jenis Ablasio Retina

Jenis ablasio retina bisa dilihat berdasarkan penyebabnya. Sekurangnya ada tiga jenis, yakni regmatogen, traksional, dan eksudatif.

Ablasio Retina Regmatogen

Tipe ablasio retina ini bisa terjadi perlahan seiring dengan berjalannya waktu. Karena itu, penyakit ini tak jarang menghinggapi orang-orang yang beranjak menua, berusia di atas 50 tahun.

Ablasio regmatogen adalah jenis ablasio yang paling kerap dijumpai. Retina orang yang mengalaminya akan berlubang, robek, atau rusak. Penyebab ablasio retina regmatogen adalah menurunnya kualitas tubuh vitreous atau badan bening di mata lantaran usia yang makin tua.

Akibatnya, gel vitreous keluar ke bagian bawah retina hingga lama-kelamaan mengendap. Endapan vitreous lantas membuat retina tertarik dari lapisan yang menopangnya.

Walhasil, retina tak lagi mendapat asupan nutrisi yang cukup dan membuat kemampuan penglihatan berkurang. Bayangkan air yang membuat cat pada tembok terkelupas. Seperti itulah kira-kira proses ablasio regmatogen.

Sejatinya, wajar jika tubuh vitreous mengalami degenerasi akibat penuaan. Namun, bila degenerasi ini dibarengi dengan gangguan lain pada mata, terutama rabun jauh, akibatnya bisa lebih berbahaya.

Ablasio Retina Traksional

Dibanding regmatogen, tipe ablasio retina ini lebih jarang terjadi. Penyebab ablasio retina traksional antara lain adanya jaringan parut yang tumbuh secara abnormal pada permukaan retina.

Jaringan ini lambat-laun membuat retina terseret dan lepas dari lapisan yang menaunginya. Pada level tertentu, kehidupan orang yang mengalaminya bisa sangat terganggu karena hilangnya penglihatan.

Orang yang rentan menderita ablasio traksional adalah para pengidap diabetes yang pada saat yang sama mengalami retinopati diabetik akut. Pengidap diabetes melitus yang tidak menjalani pengobatan secara konsisten dan menyeluruh bisa terbelit masalah pada sistem vaskular retina ini.

Masalah itulah yang kelak membuat jaringan parut tumbuh abnormal dan mempengaruhi retina. Bila tak segera diatasi, jenis ablasio retina tersebut bisa menyebabkan kebutaan total.

Ablasio Retina Eksudatif

Jenis gangguan retina ini sangat jarang dijumpai. Penyebab ablasio retina eksudatif adalah mengendapnya cairan di bagian bawah retina.

Endapan cairan itu bisa muncul dari beragam hal, dari peradangan, tekanan darah tinggi yang parah, hingga tumor atau kanker mata dan leukemia. Dalam sebuah riset yang hasilnya dimuat di Middle East African Journal of Ophthalmology, ablasio retina eksudatif ditemukan menjadi gejala lymphoblastic leukemia akut (ALL).

Namun ablasio retina eksudatif lebih kerap dipicu oleh cedera pada mata. Cedera itu termasuk akibat pukulan benda tumpul yang telak mengenai mata.

Faktor Risiko Ablasio Retina

Seperti penyakit pada umumnya, ada faktor risiko yang mempengaruhi munculnya ablasio retina. Orang yang memiliki faktor risiko ini lebih rentan terkena ablasio.

- Menurunnya kualitas tubuh vitreous (wajar di kalangan usia tua di atas 50 tahun)

- Rabun jauh parah yang membuat mata lebih sering menegang

- Trauma pada mata

- Komplikasi setelah operasi mata (katarak, glaukoma, dan lain-lain)

- Penderita diabetes

- Ada keluarga yang pernah mengalami ablasio retina

- Tekanan darah tinggi

- Tumor/kanker

- Peradangan

Pencegahan Ablasio Retina

Secara umum, belum ditemukan cara mencegah ablasio retina. Terutama dalam mencegah penyebab ablasio retina regmatogen berupa penuaan yang merupakan proses alami.

Namun ada langkah khusus sebagai tindakan pencegahan tergantung jenis ablasio retina itu sendiri. Misalnya, jika punya penyakit diabetes, Anda harus rutin memeriksakan diri dan mengontrol gula darah.

Lalu, bila punya hobi bela diri, Anda harus mengenakan pelindung kepala dan mewaspadai serangan yang mengarah ke bagian atas badan. Demikian juga untuk aktivitas di luar ruangan lainnya, terutama penggunaan kacamata.

Penting pula untuk mengetahui gejala ablasio retina sejak dini. Gejala itu meliputi:

- Kaburnya penglihatan

- Susah melihat jelas karena ada seperti bayangan tirai dalam penglihatan

- Kilatan cahaya muncul mendadak saat melihat

- Bintik kecil serupa pasir tiba-tiba membayangi penglihatan

Jika gejala-gejala tersebut muncul, segeralah berkonsultasi dengan dokter mata untuk diperiksa dan diketahui penyebab ablasio retina yang diderita. Akan jauh lebih baik jika konsultasi dokter dilakukan secara rutin.

Konsultasi disarankan dilakukan setidaknya satu-dua kali dalam setahun. Dengan begitu, segala gejala bisa dideteksi lebih awal dan ablasio retina yang lebih serius pun bisa dicegah demi menghindari risiko kehilangan penglihatan.