Kesehatan Mata Anak: Kenali Gangguan Penglihatan Sejak Dini
07/02/25
Ditinjau oleh: Dr. KEVIN , SpM

Di era digital saat ini, anak-anak sudah sangat akrab dengan gadget sejak usia dini. Bermain game, menonton video, atau belajar melalui layar menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari.
Teknologi memang memberikan banyak manfaat, namun penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak pada kesehatan mata anak. Salah satunya adalah meningkatnya risiko gangguan penglihatan.
Sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan kesehatan mata anak-anak sejak dini mengingat gangguan penglihatan seringkali datang tanpa gejala yang jelas.
Gangguan Penglihatan yang Sering Terjadi pada Anak-Anak
Anak-anak sangat rentan terhadap gangguan penglihatan akibat faktor genetika, lingkungan, atau kebiasaan seperti penggunaan gadget yang berlebihan.
Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa di Indonesia, sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat. Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata.
Berikut adalah beberapa jenis gangguan penglihatan yang umum terjadi pada anak-anak di Indonesia:
- Kelainan Refraksi
Kelainan ini mencakup rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme. Anak dengan kelainan refraksi biasanya kesulitan membaca tulisan di papan tulis atau melihat dengan jelas pada jarak tertentu. - Mata Malas (Amblyopia)
Gangguan ini terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang dengan baik, sehingga otak lebih dominan menggunakan mata yang sehat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah gangguan permanen di masa dewasa. - Strabismus (Mata Juling)
Mata juling ditandai dengan mata yang tidak sejajar sehingga anak sulit memfokuskan penglihatannya. Jika tidak segera ditangani, strabismus dapat menyebabkan mata malas. - Katarak Anak
Katarak tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga dapat ditemukan pada anak-anak, terutama akibat infeksi selama kehamilan atau genetika. Di NTB, katarak menjadi penyebab utama kebutaan, meski prevalensinya lebih banyak ditemukan pada orang dewasa. - Dry Eye Syndrome (Mata Kering)
Penggunaan gadget dalam waktu lama tanpa istirahat dapat menyebabkan mata kering, gatal, dan iritasi. Anak-anak yang sering menatap layar dalam waktu lama tanpa berkedip rentan mengalami kondisi ini.
Mata anak-anak masih dalam tahap perkembangan, terutama pada usia awal kehidupan hingga usia 5-11 tahun. Pada periode ini, anatomi mata dan kemampuan melihat terus berkembang, sehingga kesehatan mata anak sangat rentan terhadap gangguan.
Jika anak-anak sering menggunakan gadget tanpa memperhatikan jarak pandang, bayangan yang masuk ke mata tidak akan jatuh tepat di retina. Hal ini dapat menyebabkan elongasi aksial (memanjangnya bola mata), yang berisiko menimbulkan kelainan refraksi seperti miopia.
Penggunaan gadget dalam waktu lama tanpa jeda dapat mempercepat risiko elongasi aksial ini, apalagi jika anak bermain dengan jarak sangat dekat. Dampaknya, kemampuan melihat buram pada jarak tertentu menjadi keluhan yang umum. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memperburuk penglihatan anak hingga dewasa.
Baca Juga: Catat! Ini Tanda Anak Perlu Melakukan Cek Mata
Gejala Gangguan Penglihatan yang Perlu Diwaspadai
Gangguan penglihatan pada anak sering kali tidak terdeteksi hingga kondisinya cukup parah. Anak-anak mungkin tidak menyadari atau tidak dapat menjelaskan masalah yang mereka alami.
Sebagai orang tua, Anda perlu waspada terhadap beberapa gejala berikut:
1. Sering Menyipitkan Mata
Anak yang mengalami kesulitan melihat objek yang jauh atau dekat sering menyipitkan mata untuk membantu fokus. Hal ini biasanya menandakan kelainan refraksi seperti miopia dan hipermetropia.
2. Posisi Kepala Tidak Normal
Anak yang memiliki masalah penglihatan, seperti astigmatisme, mungkin sering memiringkan kepala untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas.
3. Mendekatkan Objek ke Wajah
Jika anak sering melihat layar gadget, buku, atau objek lain dari jarak yang sangat dekat, ini bisa menjadi tanda gangguan penglihatan seperti miopia.
4. Mengucek Mata Secara Berlebihan
Mata yang mudah lelah atau terasa gatal sering menjadi gejala mata kering atau gangguan lainnya. Kebiasaan mengucek mata juga dapat memperburuk kondisi tersebut.
5. Sakit Kepala atau Mata Cepat Lelah
Anak dengan kelainan refraksi sering mengalami sakit kepala setelah membaca atau menatap layar dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh otot mata yang bekerja terlalu keras untuk mencoba fokus.
6. Sulit Membaca Tulisan di Papan Tulis atau Buku
Jika anak sering mengeluh tidak bisa melihat tulisan di papan tulis atau merasa buku terlihat buram, ini adalah indikasi kuat adanya kelainan refraksi.
7. Tidak Tertarik pada Aktivitas Visual
Anak-anak yang sering menghindari aktivitas seperti membaca, menggambar, atau bermain game visual mungkin mengalami masalah penglihatan yang membuat mereka tidak nyaman.
8. Mata Merah atau Berair
Mata yang sering merah atau berair bisa menjadi tanda iritasi akibat paparan sinar biru dari gadget atau adanya gangguan mata lain, seperti infeksi.
Gangguan penglihatan pada anak tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga perkembangan akademik dan sosial mereka. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin Sejak Dini
Pemeriksaan mata rutin sejak dini sangat penting karena kesehatan mata anak-anak masih dalam tahap perkembangan yang sangat dinamis, terutama pada usia 5-11 tahun. Selama periode ini, berbagai gangguan penglihatan, seperti kelainan refraksi, mata malas, atau elongasi aksial, dapat berkembang tanpa gejala yang jelas.
Deteksi dini membantu mengidentifikasi masalah penglihatan sebelum berdampak pada kemampuan belajar, konsentrasi, dan aktivitas sehari-hari anak.
KMN EyeCare adalah jaringan Rumah Sakit mata dan klinik mata terbesar di Indonesia yang siap membantu menjaga kesehatan mata Anda dan keluarga. Dengan alat pemeriksaan yang lengkap dan canggih, KMN EyeCare memberikan diagnosis yang akurat untuk berbagai masalah mata.
Didukung oleh dokter-dokter berpengalaman, KMN EyeCare menawarkan berbagai pelayanan terbaik untuk seluruh anggota keluarga, tidak terkecuali anak. Oftalmologi pediatrik KMN EyeCare menangani berbagai gangguan mata pada anak, termasuk kelainan refraksi, mata malas (ambliopia), katarak kongenital/developmental, sumbatan saluran air mata, serta gangguan retina pada anak seperti Retinopati pada Bayi Prematur. Pemeriksaan mata dengan lingkungan yang nyaman bagi anak, penting diberikan agar mereka mau menjalani pemeriksaan dengan baik.
Orang tua berperan penting dalam perkembangan anak, khususnya perkembangan fungsi penglihatan. Percayakan masalah kesehatan mata anak di KMN EyeCare. Buat jadwal konsultasi dengan Dokter sekarang! Klik di sini.
Artikel LASIK Terkait
- Mata Panda dan Kantung Mata: Penyebab dan Apa Perbedaannya?
- Catat! Ini Tanda Anak Perlu Melakukan Cek Mata
- Computer Vision Syndrome: Gejala Kelelahan Akibat Bekerja di Depan Komputer
- Penglihatan Kabur: Gejala Mata Minus atau Katarak?
- Alasan Mengapa Anda Harus Periksa Mata Secara Rutin