Glaukoma – Penyebab, Gejala dan Penanganan
27/03/19
Glaukoma adalah penyakit mata yang merusak saraf optik mata, bagian yang sangat vital dalam menghasilkan penglihatan yang baik. Penyakit ini adalah penyebab kebutaan kedua terbanyak di seluruh dunia setelah katarak. Namun berbeda dengan katarak, kebutaan yang diakibatkan oleh glaukoma bersifat permanen.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes) mengutip data World Health Organization mengenai glaukoma dalam situsnya. Informasi yang ditayangkan dalam rangka World Glaucoma Week Tahun 2017 tersebut menyatakan bahwa dari 285 juta orang yang mengalami gangguan penglihatan di dunia, hampir 14% mengalami kebutaan.
Dan dari 39 juta orang yang mengalami kebutaan, 8% disebabkan oleh glaukoma. Angka ini diperkirakan akan meningkat di tahun 2020 dengan proporsi terbanyak di wilayah Asia dan Afrika.
Angka tersebut tentu mengkhawatirkan. Dan glaukoma jelas berbahaya karena dapat menyebabkan kebutaan yang tidak bisa diperbaiki selamanya.
Oleh karena sifatnya yang sangat serius, KMN EyeCare ingin mengulas beberapa fakta penting mengenai glaukoma di artikel ini:
- Apa Saja Jenis dan Penyebab Glaukoma?
- Apa Saja Gejala Glaukoma?
- Bagaimana Menangani Glaukoma?
Jenis dan Penyebab GLAUKOMA?
Saraf optik mata terdiri dari jutaan serat saraf. Dalam proses penglihatan, cahaya suatu benda dipantulkan ke mata dan diteruskan oleh kornea ke lensa untuk difokuskan. Lalu diteruskan ke retina, yang kemudian mengirimkan sinyal gambar benda tersebut ke otak.
Retina membawa citra tersebut ke otak melalui saraf optik mata. Maka itu, perubahan atau kerusakan pada saraf optik tentu akan mempengaruhi penglihatan.
Mayoritas studi menunjukkan bahwa tekanan dalam mata adalah faktor risiko terbesar yang dapat merusak saraf optik. Namun, tidak semua orang yang memiliki tekanan mata yang tinggi memiliki kemungkinan untuk mengidap penyakit glaukoma.
Ada orang yang tingkat toleransinya tinggi terhadap tekanan mata. Ada juga jenis glaukoma yang terjadi tanpa adanya tekanan mata yang meninggi.
Glaukoma juga direlasikan dengan bebebapa faktor risiko berikut ini:
- Riwayat glaukoma dalam keluarga
- Penuaan
- Ras genetik (studi menemukan bahwa keturunan afrika, asia dan hispanik lebih banyak mengalami glaukoma dibandingkan ras kaukasian/kulit putih)
- Kornea tipis
- Miopia atau rabun jauh dengan ukuran tinggi
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes dan penyakit sistemik jantung
Untuk mengulas lebih dalam mengenai kondisi ini, terdapat beberapa jenis glaukoma yang harus dipahami terlebih dahulu. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengklasifikasikan glaukoma menjadi Glaukoma Primer, Glaukoma Sekunder, dan Glaukoma Kongenital (tautan mengunduh).
Klasifikasi Glaukoma |
Deskripsi |
Primer |
Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya |
Sekunder |
Glaukoma yang diketahui penyebabnya. Bisa timbul sebagai akibat dari penyakit lain seperti katarak dan diabetes, trauma atau kecelakaan pada mata, penggunaan obat-obatan seperti steroid, serta lainnya. |
Kongenital |
Glaukoma yang ditemukan sejak dilahirkan. Biasanya disebabkan oleh perkembangan sistem pembuangan dalam mata yang gagal maupun kurang lengkap, hingga membuat tekanan mata jadi tinggi dan merusak saraf optic. Kondisi ini jarang terjadi, namun bisa berupa penyakit keturunan. |
Klasifikasi di atas dibagi berdasarkan etiologi alias berdasarkan penyebab. Selain itu ada juga klasifikasi glaukoma absolut.
Sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan mata atau tekanan intraocular, terdapat beberapa jenis glaukoma yang sebagian besarnya masuk dalam klasifikasi glaukoma primer. Berikut penjabarannya lebih lanjut:
GLAUKOMAPrimer Sudut Terbuka
Glaukoma Primer Sudut Terbuka (Open Angle Glaucoma) biasanya disebut sebagai glaukoma kronis. Jenis glaukoma ini adalah yang paling sering menyebabkan kebutaan. Penyebabnya adalah sistem vaskularisasi yang kurang baik.
Di dalam mata terdapat cairan yang memelihara kesehatan organ penglihatan ini. Cairan ini terus diproduksi secara alami. Ketika cairan baru muncul, cairan lama dikeluarkan.
Sudut atau sering disebut bilik mata merupakan tempat di mana kornea bertemu dengan iris, yang menjadi tempat sistem pembuangan mata. Bentuknya seperti saringan yang menuju pipa-pipa saluran di bawahnya. Inilah letak “sudut” yang dimaksud.
Sudut terbuka maksudnya adalah ketika sudut tersebut terbuka, sehingga jalan masuk ke saringan pembuangan bersih. Jadi, seharusnya lancar.
Namun yang terjadi pada glaukoma sudut terbuka adalah gangguan vaskularisasi di dalam saluran pembuangan sehingga menyebabkan pembuangan cairan tidak lancar. Layaknya pipa yang bocor di bawah wastafel atau kloset.
Karena gangguan ini, tekanan dalam bola mata (tekanan intraocular) meningkat secara perlahan. Tekanan tinggi ini dapat merusak saraf optic mata hingga berakibat penyakit glaukoma.
Glaukoma Primer Sudut Tertutup
Ingat di mana letak sudut yang menjadi tempat sistem pembuangan mata yang dijelaskan di atas? Glaukoma primer sudut tertutup adalah ketika cairan tidak dapat menembus sudut tersebut.
Pasalnya, sudut ini tertutup oleh sebagian dari iris. Inilah yang disebut “sudut tertutup”. Akibatnya, cairan lama dalam mata tidak dapat dikeluarkan, hingga akhirnya menyebabkan tekanan bola mata yang meningkat.
GLAUKOMATekanan Normal
Glaukoma tekanan normal (Normal-tension glaucoma) adalah bentuk lain dari glaukoma primer sudut terbuka dimana tekanan bola matanya normal. Sampai artikel ini ditulis, dokter belum dapat menemukan penyebab pastinya.
Tekanan bola mata (intraocular) normal berkisar antara 12 hingga 22 mm Hg (milimeter merkuri). Di atas itu, terbilang tinggi.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat mengakibatkan terjadinya glaukoma jenis ini, seperti:
- Saraf optik yang sensitif
- Kurangnya aliran darah yang menyuplai saraf optik (bisa disebabkan oleh atherosclerosis penyakit di mana plak terbentuk di dinding arteri, tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah, dll)
- Riwayat glaukoma di garis keturunan
- Riwayat penyakit jantung sistemik
Jenis Glaukoma Lainnya
Selain jenis-jenis di atas, terdapat juga:
- Glaukoma pigmentasi: ketika pigmen warna mata yang ada di dalam bagian iris terpecah dan tercampur ke dalam cairan dalam mata.
- Glaukoma karena trauma: terjadi karena cedera (trauma) pada mata, baik trauma tumpul maupun trauma tusuk (cidera yang menusuk mata).
- Glaukoma Neovaskular: disebabkan oleh munculnya pembuluh-pembuluh darah baru di iris mata, dan hanya muncul karena adanya kelainan lain dalam tubuh, seperti diabetes dan CRVO (stroke mata).
Gejala GLAUKOMA
Glaukoma paling sering terjadi pada orang-orang yang berumur 40 tahun ke atas. Meskipun, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka yang berusia lebih muda dapat mengalaminya, sesuai penjelasan mengenai jenis-jenis glaukoma di atas.
Kebanyakan jenis glaukoma tidak menunjukkan tanda-tanda dan efeknya sangat pelan-pelan. Ini yang dikatakan glaukoma kronis, di mana kebanyakan penderitanya hanya mulai merasakan perubahan dalam penglihatan ketika penyakit sudah parah.
Gejala-gejala glaukoma tergantung juga pada jenis dan tahapan kondisi, seperti berikut ini:
Glaukoma Primer Sudut Terbuka
Jenis glaukoma kronis ini sering tidak dirasakan awalnya, hingga lama-lama, penderitanya merasakan penglihatan periferalnya mulai kabur dan tidak berfungsi dengan baik.
Bayangkan seseorang sedang berjalan di ruangan terbuka, selain fokus melihat benda-benda di depannya, terdapat juga bayangan benda-benda di samping kiri dan kanan mata. Ini yang membuat seseorang tahu jika, misalnya, tiba-tiba ada orang lain yang menghampiri dari samping kanan.
Ini yang disebut penglihatan periferal atau tepi. Penglihatan penderita glaukoma kronis jadi seperti melihat di dalam sebuah lorong, hanya bisa melihat ujung lorong, namun tepi kanan dan kiri tak terlihat.
Namun seiring waktu, penglihatan fokus atau utama juga akan terganggu. HIngga akhirnya, penglihatan hilang sepenuhnya.
GLAUKOMA Primer Sudut Tertutup Akut
- Pusing yang berlebihan
- Nyeri pada mata
- Rasa mual hingga muntah-muntah hebat
- Penglihatan yang berkabut
- Melihat lingkaran cahaya
- Mata merah
Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi darurat. Segera pergi ke unit gawat darurat terdekat atau dokter mata ketika gejala-gejala tersebut terjadi.
Glaukoma Kongenital
Jenis ini terjadi pada bayi dan anak-anak, gejalanya meliputi:
- Mata yang membesar secara tidak normal
- Mata yang berair secara berlebihan
- Mata seperti berkabut atau berawan
- Sensitivitas tinggi terhadap cahaya
Cara Mencegah dan Menangani GLAUKOMA
Hingga saat artikel ini ditulis, tidak ada obat di dunia yang dapat menghilangkan penyakit glaukoma. Kunci dalam menangani glaukoma adalah deteksi dini.
Ketika terdeteksi dini, penderita glaukoma jadi punya kesempatan untuk menjalani pengobatan dan/atau operasi yang dapat memperlambat ancaman glaukoma terbesar, yakni kebutaan. Memang, pada akhirnya semua penderita glaukoma akan mengalami kebutaan, bahkan meski sudah dirawat dengan pengobatan atau operasi.
Namun bedanya, penderita glaukoma yang mendeteksi dan melakukan perawatan sedari dini memiliki potensi lebih besar untuk mempertahankan penglihatannya (setidaknya salah satu mata) hingga minimum 20 tahun.
Inilah pentingnya pemeriksaan mata tahunan secara komprehensif. Terlebih jika sudah berusia 40 tahun ke atas atau memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga, pemeriksaan glaukoma sangat dianjurkan.
Pemeriksaan Glaukoma
Dokter akan menanyakan terlebih dahulu faktor-faktor risiko yang disebut sebelumnya, seperti riwayat keluarga, penyakit lain yang diidap, dan sebagainya. Kemudian, pemeriksaan komprehensif akan dilakukan dengan alat-alat yang memadai, seperti:
- Tonometer: Alat untuk mengukur tekanan bola mata atau intraocular.
- Pakimetri: Pengukuran ketebalan kornea, yang relevan untuk mengukur tekanan bola mata secara akurat.
- Perimetri: Pemeriksaan lapang pandang di mana penglihatan perifer atau tepi akan diukur luasnya.
- Tomografi Koherensi Optik (Optical Coherence Tomography-OCT): Mengambil gambar/citra yang dapat memperlihatkan, memetakan, dan mengukur lapisan yang berbeda-beda pada retina. Alat ini juga dapat mengukur dan mendokumentasikan kerusakan yang terjadi pada saraf optik.
- Foto Saraf Optik: Gambar/citra berwarna dan terperinci akan saraf optik. Dapat mendokumentasikan perubahan yang terjadi pada saraf optik seiring dengan berjalannya waktu.
KETIKA GLAUKOMA TELAH TERDETEKSI
Penanganan glaukoma meliputi pengobatan, tindakan laser, operasi, atau kombinasi dari ketiganya.
Penanganan ini sifatnya menyelamatkan penglihatan yang masih ada (tersisa) dan memperlambat perkembangan glaukoma, namun tidak dapat mengembalikan penglihatan yang sudah hilang karena glaukoma, maupun menghentikan glaukoma sepenuhnya.
-
Pengobatan
Obat tetes mata untuk glaukoma seringkali menjadi pilihan pertama untuk mengendalikan tekanan mata pada pasien glaukoma. Ketika telah terdeteksi, obat tetes mata glaukoma harus digunakan terus-menerus seumur hidup.
Obat tetes mata glaukoma memiliki beberapa jenis, contoh yang paling sering diresepkan adalah Analog Prostaglandin. Konsultasi dengan dokter sangat diwajibkan untuk menentukan obat tetes mata terbaik sesuai kondisi masing-masing pasien.
-
Laser untuk Glaukoma
Pengobatan laser untuk glaukoma dilakukan pada jenis glaukoma sudut tertutup. Laser ini disebut “iridotomy” di mana sebuah lubang kecil dibentuk pada iris. Gunanya, untuk memperluas sudut tempat saluran pembuangan cairan mata. Ada juga yang disebut “iridoplasti” yang mengerutkan iris untuk membuka sudut dan mengurangi tekanan.
Pengobatan laser juga dapat dilakukan terhadap jenis glaukoma sudut terbuka, namanya “trabekuloplasti”. Gunanya untuk memperbaiki sudut aliran tempat saluran pembuangan cairan mata.
-
Operasi Glaukoma
Operasi glaukoma bertujuan untuk membuat saluran pembuangan yang baru bagi cairan untuk keluar dari mata, sehingga mengurangi tekanan mata. Ada dua jenis:
- Trabekulektomi: Membuat bukaan kecil pada sklera (daerah berwarna putih pada mata), sementara sebuah lubang dibuat di bawah kelopak tersebut untuk membuat sebuah saluran yang baru agar cairan dapat keluar dari mata.
- Alat Pengeluaran Cairan Glaukoma: Menggunakan pipa yang mungil dengan sebuah piringan yang berlaku sebagai penampungan. Dengan adanya pipa ini, terdapat jalur yang permanen bagi cairan untuk mengalir, sehingga mengurangi penumpukan dan tekanan yang disebabkannya.
Seluruh informasi di atas tidak ditujukan sebagai pengganti penanganan glaukoma dalam bentuk apapun, melainkan untuk memberi gambaran luas dan meningkatkan sosialisasi mengenai bahaya glaukoma.
Konsultasi dengan dokter mata yang dipercaya, yang memang sudah mendapatkan Pendidikan dan pelatihan khusus dalam bidang kesehatan mata, adalah cara yang terbaik untuk mendeteksi dan menangani glaukoma.